Jumat, 03 Juni 2016

Tentang Papua

Alam Papua yang indah dengan segala keunikannya, telah termasyhur sampai ke mancanegara. Stasiun TV SBS dari Korea pernah menayangkan acara yang menampilkan Suku Korowai dari Papua yang hidup di dalam hutan, menjalani hidup semi nomaden dan membangun rumah di atas pohon. Namun, bagi kita orang Indonesia sendiri, belum banyak yang mengenal Papua, selain dari informasi terbatas yang itupun jarang dibahas di media.



1. Terbentuknya Papua
Gambar: rajawalinews.com

Menurut sebuah sumber, pada mulanya Pulau Papua merupakan dasar Lautan Pasifik yang paling dalam dan juga merupakan Lempeng Australia (Lempeng Sahul) yang berada di bawah dasar Lautan Pasifik. Tetapi akibat adanya pertemuan/tumbukkan lempeng antara lempeng benua Australia (Lempeng Sahul) dan lempeng Samudera Pasifik sehingga terangkatnya lempeng Australia menjadi pulau di bagian Utara Australia. Pertemuan/tumbukkan lempeng ini menyebabkan terbentuknya gugusan Pegunungan Tengah dan gugusan pegunungan di wilayah Kepala Burung. (Hamilton, 1979; Dow et al., 1988). Yang menarik, tanah Papua tergolong masih “muda” sehingga proses tektonik pun masih terjadi yang akan menyebabkan terjadinya gempa tektonik hingga saat ini.

2. Papua adalah “Laboratorium Bahasa”
Gambar: maharrhanni.wordpress.com

The Crowd Voice menyebutkan di Papua terdapat 268 bahasa daerah selain Bahasa Indonesia yang digunakan dan dikembangkan oleh berbagai suku di sana. Hal inilah yang membuat para peneliti di Amerika dan Eropa menyebut tanah Papua sebagai laboratorium bahasa.

3. Orang Papua menyebut tanah kelahiran mereka sebagai “Nuu Waar”
Gambar: indonesiad.com

Tidak banyak yang tahu, bahwa sebenarnya kata “PAPUA” dan “IRIAN” tidak disukai oleh penduduk aslinya karena kedua kata tersebut mempunyai arti yang kurang bagus. Mereka lebih suka disebut dengan sebutan NUU WAAR.
Nuu Waar adalah dua kata dari Bahasa Irarutu di kerajaan Nama Tota Kaimana, yakni Nuu Eva. Nuu bermakna sinar, pancaran atau cahaya. Sementara Waar dari kata Eva, yang makna pertamanya adalah ‘mengaku’ atau diterjemahkan dengan makna lebih dalam yang artinya ‘menyimpan rahasia’. Dari bahasa Onim (Patipi) Nuu juga adalah cahaya. Waar artinya perut besar yang keluar dari perut Ibu. Maka nama Nuu Waar artinya negeri yang mengaku menyimpan atau memikul rahasia.

4. Sebagian besar orang Papua adalah pendatang
Gambar: merdeka.com/centineladelsendero.com

Meski wilayah Papua sangat luas, namun hanya 52% saja penduduknya yang merupakan suku asli Papua, sisanya 48% dihuni oleh non-Papua yang didominasi oleh suku dari Jawa dan Sulawesi. Papua Cloud menyebut Papua memiliki lebih dari 250 suku yang memiliki keunikan tersendiri yang membedakan mereka dari suku-suku lain yang ada di bagian lain wilayah Indonesia. Suku-suku di Papua umumnya memiliki struktur fisik yang kekar, berkulit gelap dan rambut keriting seperti suku-suku yang ada di Benua Afrika. Diperkirakan mereka berasal dari daratan Afrika sejak zaman es, ketika daratan Asia masih menyatu dengan kepulauan-kepulauan di Asia. Uniknya, ada suku asli Papua yang merupakan suku kanibal, misalnya Suku Korowai. Seperti yang kita lihat di gambar, inilah pria dari Suku Korowai yang membawa tengkorak manusia yang mereka makan.

5. Papua adalah satu-satunya wilayah Indonesia yang bersalju

Gambar: humanandnatural.com

Puncak Jaya merupakan salah satu puncak gunung bersalju yang ada di perlintasan garis khatulistiwa, selain pegunungan di Afrika dan Amerika Latin. Jika dilihat dari udara, Puncak Jaya nampak seperti permadani hitam yang diselimuti oleh tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan memantulkan cahaya mentari yang menyilaukan. Kandungan es di pegunungan ini diperkirakan mencapai 5 persen dari cadangan es dunia yang berada di luar Benua Antartika.
Selain dikenal dengan nama Puncak Jaya, puncak tertinggi ini juga terkenal dengan sebutan Carstensz Pyramide, atau Puncak Carstensz. Nama tersebut diambil dari seorang petualang dari negeri Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanya puncak gunung bersalju di daerah tropis, tepatnya di Pulau Papua. Pengamatan tersebut dilakukan oleh Jan Carstensz melalui sebuah kapal laut pada tahun 1623. Karena belum bisa dibuktikan dengan pengamatan langsung, laporan itu dianggap mengada-ada. Sebab, bagi orang Eropa, menemukan pegunungan bersalju di tanah tropis adalah sesuatu yang hampir mustahil.

6. Orang Papua senang mengunyah pinang
Gambar: Kompasiana/ Joko Martono

Kesan kali pertama “menggauli” lingkungan sosial-budaya di Papua, seperti diceritakan seorang traveller, hampir ditemui di setiap tempat terlihat orang mengunyah pinang, baik usia tua, muda, bahkan anak-anak pun melakukan hal sama. Mengunyah pinang, konon sebagai kebiasaan yang turun-temurun, bisa juga sebagai ajang kebersamaan, saling memberi dan bisa merasakan sensasi tersendiri.

7. Jayapura sudah beberapa kali berganti nama

Gambar: ceriffeta.blogspot.com

Jayapura, ibukota Papua, adalah ibukota propinsi yang terletak paling timur Indonesia. Kota ini telah mengalami beberapa kali perubahan nama, bahkan pernah diberitakan berganti nama menjadi Port Numbay. Sebelumnya nama kota ini adalah Numbai, Hollandia, Kotabaru dan Soekarnopura.

8. Papua adalah tanah bagi beragam fauna endemik yang tidak ditemukan di tempat manapun di dunia.

Gambar: http://www.tanya.papua.us

Selain fauna identitasnya yaitu Cenderawasih mati-kawat, Papua menjadi jadi habitat bagi beragam fauna endemik termasuk kura-kura reimani, kasuari kerdil, nuri sayap hitam, dan kanguru pohon mantel emas sebagaimana yang kita lihat di gambar.

9. Kekayaan sumber daya alam Papua sangat luar biasa
Gambar:www.energitoday.com

Provinsi ini sangat kaya dengan berbagai potensi sumber daya alam. Sektor pertambangannya sudah mampu memberikan kontribusi lebih dari 50% perekonomian Papua, dengan tembaga, emas, minyak dan gas menempati posisi dapat memberikan kontribusi ekonomi itu. Di bidang pertambangan, provinsi ini memiliki potensi 2,5 miliar ton batuan biji emas dan tembaga, semuanya terdapat di wilayah konsesi Freeport. Di samping itu, masih terdapat beberapa potensi tambang lain seperti batu bara berjumlah 6,3 juta ton, barn gamping di atas areal seluas 190.000 ha, pasir kuarsa seluas 75 ha dengan potensi hasil 21,5 juta ton, lempung sebanyak 1,2 jura ton, marmer sebanyak 350 juta ton, granit sebanyak 125 juta ton dan hasil tambang lainnya seperti pasir besi, nikel dan krom.

10. Hotel Bintang Empat Pertama di Papua adalah Swiss-Belhotel Papua
Gambar: http://www.swiss-belhotel.com/

Swiss-Belhotel Papua terletak hanya 45 menit dari Bandara Sentani dan terletak di pusat kota Jayapura. Hotel ini telah menjadi pilihan bagi di antara traveller yang berkunjung ke Papua.
Gambar: http://www.swiss-belhotel.com

Hotel ini berhadapan dengan Teluk Jotefa yang merupakan salah satu tempat wisata terindah di Papua. Fasilitas Swiss-Belhotel meliputi pusat bisnis, 4 meeting room, 1 ballroom, kolam renang, tempat fitness, restoran utama “Cartenz Swiss CafĂ©” dan Matoa Lounge Bar yang berhadapan dengan teluk Jotefa tersebut.
Gambar: http://www.swiss-belhotel.com/

Para tamu dapat memilih dari 96 kamar yang semuanya dilengkapi dengan atmosfir damai dan harmonis. Hotel ini menawarkan fasilitas rekreasi yang menyenangkan seperti gym/fasilitas kebugaran, spa, olahraga air (bermotor), kolam renang (luar ruangan), pijat untuk menjadikan penginapan Anda tak terlupakan.

1 komentar: