Provinsi
Papua Barat memiliki potensi yang sangat luar biasa. baik itu
pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan
rumput laut banyak dihasilkan dari Kepulauan Raja Ampat. Sedangkan
satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang juga disebut Kain
Timor dihasilkan dari provinsi ini tepatnya dari Kabupaten Sorong
Selatan. Sementara sirup pala harum dapat diperoleh di Kabupaten Fak-Fak
serta beragam potensi lainnya.
Selain
itu pariwisata juga menjadi salah satu andalan Provinsi Papua Barat
seperti Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang berada di Kabupaten Teluk Wondana, Taman Nasional Lorenz, Keindahan Kepulauan Raja Ampat dan banyak lagi yang lainnya.
Berikut Kekayaan Alam yang wajib Anda kunjungi.
1. Kepulauan Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat merupakan empat rangkaian gugusan pulau yang berdekatan di Provinsi
Papua Barat, Indonesia. Saat ini Kepulauan Raja Ampat menjadi tempat
tujuan wisata terutama untuk penyelam yang tertarik akan keindahan bawah
lautnya. Empat rangkaian kepulauan tersebut meliputi Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Bantata
Kepulauan Raja Ampat merupakan yang sangat indah bagaikan surga bagi para penyelam dunia. Menurut beberapa sumber Perairan Di Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia.
Menurut tim ahli dari Coservation International, The Nature Conservancy dan Lembaga Oceanografi (LON), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) diperairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras, 1.000
jenis ikan karang, 700 jenis moluska, Ini menjadikan bahwa 75% karang
dunia berada di perairan Raja Ampat.
Sementara
di kawasan gugusan Pulau Misool Anda dapat menemukan peninggalan
prasejarah berupa cat tangan yang diterakan pada dinding batu karang.
Uniknya cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut dan
tidak berada di dalam gua. Menurut penelitian, cap-cap tangan ini telah
berusia 50.000 tahun dan menjadi bagian petunjuk jalur penyebaran
manusia dari kawasan barat Indonesia menuju Papua dan Melanisia.
2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia. Taman
nasional ini terdiri dari daratan dan pesisir pantai. daratan
pulau-pulau, terumbu karang dan perairan lautan.
Taman yang terletak di Teluk Cendrawasih, Provinsi Papua Barat merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, magrove dan hutan tropika daratan Pulau Papua.
Di
Taman Nasional Teluk Cendrawasih tercatat ada sekitar 150 jenis dari 15
famili terumbu karang. Taman ini juga kaya akan berbagai jenis ikan.
Tercatat lebih dari 209 jenis ikan, 4 jenis penyu seperti Penyu
Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Sisik, (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivaceae) berada di taman ini.
Selain
itu terdapat Gua Alam peninggalan Zaman Purba, Sumber air panas yang
mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, Gua dalam air
sedalam 100 meter di Tanjung Manguar serta peninggalan-peninggalan
lainnya dari abad ke-18
3. Taman Nasional Lorenz
Taman Nasional Lorenz adalah sebuah taman nasional yang terletak di Provinsi Papua Barat,
Indonesia. Dengan luas taman sekitar 2,4 juta ha, Lorenz merupakan taman
nasional terluas di Asia Tenggara.
Taman
Nasional Lorenz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk
keanekaragaman hayati di Asia Pasifik. Kawasn ini juga merupakan salah
satu kawasan dari tiga kawasan yang memiliki gletser di daerah tropis.
Taman yang membentang dari kawasan yang diselimuti salju pada ketinggian
5.030 mdpl hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan
bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura,
Taman
Nasional Lorenz memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan
ditunjang oleh keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan
kebudayaan tersebut telah berusia 30.000 tahun dan merupakan tempat
kediamana Suku Nduga, Suku Dani, Suku Amungme, Suku Sempan dan Suku Asmat
atau mungkin masih ada lagi suku lainnya yang hidup terpencil di hutan
belantara Pulau Papua yang belum tersentuh oleh manusia modern.
4. Salju Abadi Di Puncak Jayawijaya
Pegunungan Jayawijaya adalah rangkaian pegunungan tertinggi di Indonesia yang membujur di
Provinsi Papua. Dengan puncak tertingginya yaitu Puncak Jaya setinggi
4.884 mdpl. Di puncak jaya ini juga terdapat Salju Abadi
yang junlahnya kini semakin menipis akibat pemanasan global. Selain
Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya juga memiliki puncak lainnya yang
lebih rendah yaitu Puncak Mandala setinggi 4.760 mdpl, Puncak Trikora
setinggi 4.730 mdpl, Puncak Idenberg setinggi 4.673 mdpl, Puncak Yamin
setinggi 4.535 mdpl dan Puncak Cartenzs Timur setinggi 4.400 mdpl.
5. Teluk Triton
Teluk
Triton memiliki rentetan pulau-pulau kecil dengan pantai pasir putihnya
yang indah, batu karang, air yang jernih dan pemandangan pantai serta
bawah laut yang sangat menawan. Banyak para wisatawan yang telah
mengunjungi Teluk Triton menjuluki teluk ini dengan sebutan The Fish Empire atau Kota Senja atau The Lost Paradise karena tempat yang tersebunyi ini memiliki pemandangan bawah laut yang
menakjubkan serta lukisan sunset yang sangat menawan kala senja di
langit Teluk Triton.
Para
ahli biologi laut juga telah mengindetifikasi 937 jenis ikan laut yang
diantaranya spesies yang baru ditemukan. Mereka juga telah menemukan 492
jenis terumbu karang yang berbeda dan 16 jenis diantaranya adalah jenis
baru yang tidak ditemukan di peairan lainnya di dunia yang semuanya
masih dalam kondisi sehat.
Salah satu keunikan Teluk Triton adalah Anda dapat berenang bersama Ikan Paus Hiu memegang kulitnya yang kasar seperti amplas, free dive dengan
menggunakan peralatan selam dan menyelam bersama-sama ikan Hiu Paus.
6. Burung Cendrawasih
Burung Cendrawasih (paradisaeidae) banyak ditemukan di Indonesia bagian timur seperti di Selat Torres dan Pulau Misool di Provinsi Papua Barat. Burung Cendrawasih paling terkenal adalah jenis Burung Cendrawasih Merah (Paradisaea apoda) Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.
Cukuplah beralasan bila burung ini dijuluki sebagai bird of paradise. Bagaiman tidakm burung yang juga dijadikan maskot Papua ini memiliki keindahan dengan warna bulu yang indah. Karena kemolekan warnanya, Burung Cendrawasih juga sering disebut burung dari surga atau Bird of Paradise.
Kabarnya Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Yang kesemuanya berada di wilayah Papua Barat. Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Selain menjadi Maskot Papua, Masyarakat di Papua juga menggunakan Bulu Cendrawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.
Namun keberadaan Burung Cendrawasih ini kian lama kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar untuk tujuan perdagangan serta kerusakan habitat asli mereka di alam liar menjadi penyebab utama kian langkanya burung ini.
7. Buah Merah
Buah Merah (Pandanus conoideus) atau yang dikenal luas di Wamena, Papua Barat dengan nama Tawi atau Sauk Ekendi adalah tanaman asli Papua yang tumbuh di dataran rendah 40 mdpl hingga dataran tinggi 2000 mdpl . Buah Merah tumbuh bergerombol dalam satu area dan jarang tumbu menyendiri.
Buah Merah termasuk tanaman pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan. Tanaman ini dapat tumbuh sekitar 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dgn kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah maroon terang. Walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yg berbuah berwarna coklat dan coklat-kekuningan. Budidaya tanaman dipelopori oleh seorang warga lokal Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002. Buah merah sudah secara turun-temurun dikonsumsi oleh masyarakat Papua sebagai penambah energi dan daya tahan tubuh.
Kehebatan buah merah mulai terkuak setelah seorang peneliti dari Universitas Cendrawasih, Drs. I Made Budi MSi, pada akhir tahun 2004 lalu mengungkapkan secara ilmiah tentang khasiat pengobatan dan kandungan gizi yang luar biasa yang dikandung dalam buah ini. Sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih beliau sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi buah merah sebagai obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.Menurutnya, buah ini mengandung zat-zat alami yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme. Diantaranya adalah karotenoid, betakaroten, alfa tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan dekanoat, omega 3 dan omega 9 yang berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, paru - paru dan infeksi. Selain itu, buah merah mengandung banyak kalori untuk menambah energi, kalsium, serat, protein, vitamin B1, vitamin C dan nialin.Kandungan kalorinya tinggi, mencapai 400 kilo kalori /100 gram daging buah. Tak heran jika setelah meminumnya orang akan merasa bugar dan nafsu makan meningkat.
Selain ketujuh di atas, baru-baru
ini juga telah ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam
di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter.
Kawasan
di Papua Barat dengan mayoritas terdiri dari wilayah pegunungan memang
masih menyimpan misteri kekayaan alam lainnya yang perlu di ungkap.
PREDIKSI YAYA TOURE SOAL PERMAINAN MAN UNITED DALAM DERBI
BalasHapus